Terdapat
persoalan yang relative sulit bagi perusahaan bila harus diperhadapkan pada
menentukan biaya yang efisien dan efektif (paling optimal) untuk menandai
produksi dengan menggunakan kombinasi 2 input. Sepanjang kurva ISOQUANT tidak
diketahui kombinasi mana yang paling pas, karena semuanya menghasilkan jumlah
yang sama, sedangkan pada garis ISOCOST tidak bisa ditentukan di mana biaya
yang paling optimal atas penggunaan sejumlah input. Dalam bahasa matematis sepanjang garis yang tidak memiliki titik
belik maka tidak akan memiliki titik maksimum. Akan tetapi bila kedua garis
ISOCOST dan ISOQUANT itu di kombinasikan maka yang terjadi adalah :
- 1. Bisa saja sepanjang garis ISOQUANT akan berimpit dengan ISOCOST. Bila ini terjadi maka sepanjang kurva ISOQUANT semua produksi optimum karena biaya yang disediakan dapat menandai semua pilihan kombinasi produksi, tapi ini sangat jarang terjadi karena adalah sangat sukar membuat beberapa pilihan kombinasi produksi, tapi ini sangat jarang terjadi karena adalah sangat sukar membuat beberapa pilihan dari kombinasi factor produksi cocok dengan jumlah dana yang dimiliki. Bila kondisi ini digambarkan hasilnya adalah sebagai berikut :
ISOCOST dan ISOQUANT yang saling berimpit
Secara
sistematis kejadian ini bisa terjadi apabila nilai/besaran variable fungsi
produksi sama dengan besaran variable biaya, input yang satu tidak bergantung
pada satu input yang lain sebagainya. Misalkan C = 20TK + 10M, maka Q = 20TK +
10M, bila C = Q
- 2. Hanya ada satu kombinasi yang paling optimum yaitu manakala garis ISOCOST bersinggungan dengan garis ISOQUANT di satu titik (dalam bahasa matematisnya titik optimum akan diketahui bila gradient/slope dari 2 garis tersebut sama, ml = m2)
Kejadian
no.2 ini membutuhkan pendekatan matematis yang relative rumit namun masih dalam
skala sederhana karena bisa hitung dengan metode subtitusi atau metode lagrange (lagrange adalah orang pertama
yang membuktikan dengan model matematisnya bahwa di suatu tempat di bumi ini
ada yang tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi)
sumber dan referensi:
Iskandar putong, 2010. Economics pengantar mikro dan makro, mitra wacana media, jakarta